struktur perkembangan tumbuhan


     Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Tumbuhan Berbunga

Hilangkan kulit biji (testa) kacang tanah, kacang kedelai, atau kacang-kacangan yang lain. Kalian akan menemukan calon individu baru.

Pada tumbuhan dikotil, misalnya kedelai, embrio atau lembaga mempunyai kotiledon (daun lembaga, keping bijji) yang membesar. Sumbu atau batang embrio bagian bawah disebut hipokotil, dan ujungnya disebut radikula (akar embrio). Batang embrio bagian atas disebut plumula (pucuk embrio), yaitu batang embrio bersama calon-calon daun. Lihat Gambar 1.1

Biji monokotil mempunyai satu kotiledon. Tumbuhan Graminieae (Rumput-rumputan) seperti jagung, memiliki satu kotiledon yang bernama sketelum, yang menyerap makanan dari endosperma selama proses perkecambahan.  Berbeda dengan radikula dikotil, pada monokotil radikula diselubungi koleoriza, dan ujung embrio diselubungi oleh koleoptil.

1. Perkecambahan
Perkecambahan merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan embrio pada tumbuhan. Plamula tumbuh dan berkembang menjadi batang dan daun, sedangkan radikula tumbuh dan berkembang menjadi akar. Berdasarkan letak kotiledonnya pada saat berkecambah, perkecambahan dibedakan menjadi dua tipe hipogeal dan epigeal.
Pada perkecambahan hipogeal, kotiledon tetap berasa di dalam tanah. Contoh tumbuhan yang mengalami perkecambahan hipogeal adalah kacang kapri dan jagung. Pada perkecambahan epigeal, kotiledon berada di atas tanah. Contohnya pada tanaman kacang hijau,  kacang tanah, dan jarak.




Embrio yang tumbuh belum memiliki klorofil, sehingga embrio belum dapat membuat makanan sendiri. Makanan untuk pertumbuhan embrio diambil dari endosperma atau putih lembaga. Tidak setiap biji mempunyai endosperma, misalnya biji tumbuhan polong-polongan. Cadangan pada polong-polongan tidak disimpan pada endospema melainkan disimpan dalam kotiledon; endospermanya sendiri sudah habis.  Oleh sebab itu kotiledonnya menjadi tebal.
Proses perkecambahan dipengaruhi oleh oksigen, suhu, cahaya, dan air. Perkecambahan dimulai dengan proses penyerapan air ke dalam sel-sel pada biji. Masuknya air pada biji menyebabkan enzim bekerja. Enzim memecah bahan kompleks menjadi bahan sederhana. Bahan sederhana akan disusun lagi menjadi bahan yang diperlukan tubuh. Misalnya untuk menyusun struktur sel, membran sel, dan enzim untuk proses metabolisme.

2. Pertumbuhan Primer
Pada akhir perkecambahan, tumbuhan membentuk akar batang, dan daun. Pada ujung batang dan ujung akar terdapat sel-sel meristem yang bersifat embrionik,  artinya sel-sel ini dapat berdiferensiasi menjadi sel-sel yang memiliki struktur dan fungsi khusus. Aktivitas sel meristem menyebabkan batang dan akar tumbuh memanjang. Proses pertumbuhan ini disebut pertumbuhan primer. Pertumbuhan primer batang dapat diukur secara kuantitatif, misalnya dengan alat yang dinamakan auksanometer.

Daerah pertumbuhan pada ujung batang dan ujung akar dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:
  • daerah pembelahan sel, terdapat dibagian ujung, sel-sel di daerah ini aktif membelah (bersifat meristematis)
  • daerah pemanjangan sel, terletak dibelakang daerah pembelahan, merupakan daerah yang semua selnya dapat membesar dan memanjang
  • daerah diferensiasi, merupakan daerah yang sel-selnya berkembang menjadi sel yang memiliki struktur dan fungsi khusus
Meristem ujung batang membentuk bakal daun. Pada sudut antara daun dan batang terdapat sel-sel yang bersifat meristematis; bagian in akan berkembang menjadi cabang. Di belakang daerah diferensiasi terdapat jaringan dewasa.

3. Pertumbuhan Sekunder
Pertumbuhan sekunder tumbuhan terjadi akibat aktivitas kambium. Kambium merupakan meristem lateral (samping) yang ada di sekeliling batang dikotil kecuali di bagian ujung. Jaringan kambium mampu membelah secara mitosis. Jika sel kambium membelah ke arah luar, sel yang luar menjadi sel floem dan sel yang dalam tetap sebagai kambium. Sebaliknya jika sel kambium membelah ke arah dalam, sel yang dalam menjadi xilem dan sel yang luar tetap sebagai kambium. Jadi selama proses pembelahan ini jaringan kambium tetap dipertahankan. Xilem dan floem yang terbentuk dari aktivitas kambium ini disebut xilem dan floem sekunder.

Pertambahan jumlah sel floem dan xilem sekunder menyebabkan diameter batang bertambah besar. Aktivitas kambium yang membentuk xilem dan floem sekunder ini disebut pertumbuhan sekunder.

Aktivitas pembentukan floem dan xilem sekunder pada batang dipengaruhi oleh musim. Pada musim kemarau, lapisan yang terbentuk lebih tipis dibandingkan pada saat musim penghujan. Perbedaan pertumbuhan ini membentuk lingkaran tahun yang dapat digunakan untuk memperkirakan umur suatu tumbuhan.

4. Hormon Tumbuhan (Fitohormon)
Hormon tumbuhan atau fitohormon adalah senyawa organik yang berpengaruh terhadap laju pertumbuhan yang dibuat oleh suatu bagian tumbuhan. Hormon tumbuhan dengan konsentrasi rendah menyebabkan suatu dampak fisiologis. Dampak fisiologis adalah akibat yang terjadi pada proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.

Beberapa contoh hormon tumbuhan antara lain auksin, giberelin, sitokinin, asam abisat, etilen, asam traumatin, dan kalin. Hormon buatan atau hormon yang dibuat oleh organisme selain tumbuhan tidak digolongkan sebagai hormon tumbuhan, melainkan zat pengatur tumbuh.

Untuk lebih jauh mengenal definisi-definisi fitohormon, akan saya sampaikan pada bab yang berbeda. Agar minat baca anda tidak gampang lelah dengan banyaknya kalimat-kalimat ini.



Referensi artikel ini dari Syamsuri, Istamar, dkk. 2007. IPA BIOLOGI untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: Penerbit Erlangga



Tidak ada komentar:

Posting Komentar